BAB 11 AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN
1. DEFINISI
AKUNTANSI
Pengertian akuntansi
menurut
A. American
Accounting Assosiation (AAA)
Yaitu proses
mengidentifikasi/ mengenali, mengukur, melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan-keputusan yang
jelas-jelas tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
B. American
Institute of Certified Public Accountans (AICPA)
Yaitu seni
pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat yang dinyatakan dengan satuan
mata uang. Transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang bersifat financial
dan penafsiran hasil-hasilnya.
2. FUNGSI
AKUNTANSI
- Suatu
aktivitas penyediaan jasa
Akuntansi memberikan
informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan (Stakeholders), untuk
membantu dalam membuat keputusan ekonomik yang menyangkut perusahan tersebut
- Suatu
sistem informasi
Akuntansi melakukan
pengumpulan dan pengolahan data keuangan perusahaan yang kemudian
dikomunikasikan kepada stakeholders agar dapat dipakai dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut perusahaan
- Suatu
kegiatan deskriptif-analisis
Akuntansi mengidentifikasikan
berbagai transaksi ekonomik dalam suatu perusahaan melalui tahap:
(a) Pengukuran
(b) Pencatatan
(c) Penggolongan dan
(d) Peringkasan
Sehingga hanya
informasi yang relevan dan saling berhubungan, dan mampu memberikan secara
layak tentang keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan yang diintregasikan
dan disajikan dalam laporan keuangan.
3. PIHAK-PIHAK
YANG BERKEPENTINGAN
Pihak-pihak yang
menggunakan informasi akuntansi, yaitu :
1. Pihak
Interal
Yaitu pihak manajemen
yang berkepentingan langsung terhadap laporan keuangan untuk tujuan
perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian perusahaan.
2. Pihak
Eksternal
1. Untuk
investor atau pemilik
2. Untuk
kreditur
3. Pelanggan
4. Lembaga
pemerintahan
5. Karyawan
4. PRINSIP
AKUNTANSI
“Prinsip Akuntansi
Indonesia” disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia didalamnya disebutkan bahwa
maksud laporan akuntansi diantaranya adalah : (sesuai dengan Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK)).
Perusahaan dipisahkan
dengan pemilik dan usaha lainnya, maksudnya akuntansi membedakan asset yang
menjadi asset usaha dan asset pribadi pemilik usaha.
Memenuhi keperluan
akan informasi, dimana informasi yang dihasilkan akuntansi mempunyai tujuan
jelas.
Sistem akuntansi
suatu perusahaan tidak sama dengan sistem akuntansi perusahaan lainnya, karena
setiap perusahaan mempunyai kebutuhan berbeda sesuai dengan jenis usahanya.
Mampu memberikan
informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan agar manajemen dapat
mengambil keputusan bisnis dan memberikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya sehingga membantu manajemen dapat menaksir kemampuan perusahaan
memperoleh laba.
Mampu menyajikan
informasi mengenai perubahan-perubahan harta dan kewajiban serta informasi
lainnya yang diperlukan yang diperlukan sehingga informasi itu :
1. Bermutu
2. Relevan
3. Jelas
dan dapat dimengerti
4. Dapat
diuji
5. Dapat
dibandingkan
6. Lengkap
dan Netral
5. PENGERTIAN
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Unsur yang berkaitan
secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan
ekuitas.
Sedangkan unsur yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan
dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan
laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
6. ISI
LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi :
1. Neraca
2. Laporan
laba rugi
3. Laporan
perubahan ekuitas
4. Laporan
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau
laporan arus dana
5. Catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan
7. Bentuk Neraca
Neraca
dapat disusun dalam dua bentuk: yaitu bentuk skontro dan bentuk staffel. Bentuk
skontro, artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan atau
sebelahmenyebelah. Sedangkan bentuk staffel sering disebut dengan bentuk
laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal
di bagian bawahnya. Coba Anda bedakan kedua bentuk neraca berikut.
a. Neraca Skontro
Laporan laba rugi
Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and
Loss Statement) adalah bagian dari laporan
keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban
perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:
§ Pendapatan dari penjualan
§ Dikurangi Beban pokok penjualan
§ Laba/rugi kotor
§ Dikurangi Beban usaha
§ Laba/rugi usaha
§ Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
§ Laba/rugi sebelum pajak
§ Dikurangi Beban pajak
§ Laba/rugi bersih
Contoh Laporan
- LAPORAN LABA RUGI -±
per 31 Desember
Pendapatan dari penjualan Rp. 99.980.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 25.000.000
---------- (-)
Laba Kotor 74.980.000
Biaya Operasional:
- Biaya Pemasaran Rp. 5.000.000
- Biaya Administrasi & Umum Rp. 1.250.000
---------- (+)
6.250.000
---------- (-)
Laba Usaha Rp. 68.740.000
Pendapatan Lain-lain Rp. 125.000
---------- (+)
Laba sebelum Bunga dan Pajak Rp. 68.865.000
Bunga Rp. 199.000
---------- (+)
Laba sebelum Pajak Rp. 69.064.000
Pajak Rp. 1.275.000
---------- (-)
Laba Bersih Rp. 67.789.000
==========
9. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
8.1. Tujuan
Akuntansi atau Laporan Keuangan
8.1.1. Menurut Prinsip Akuntansi
Indonesia
Tujuan
akuntansi dan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Untuk memberikan
informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta
modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan
informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memberikan
informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Untuk memberikan
informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu
perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi.
e. Untuk mengungkpakan
sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang
relevan untuk kebutuhan pemakai laporan.
Adapun
menurut SAK No. 1, Tujuan Laporan Keuangan adalah:
“Menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.”
1. Sedangkan menurut ASOBAT
(A Statement of Basic Accounting Theory) merumuskan empat tujuan akuntansi
sebagai berikut:
Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan.
Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan.
2. Mengarahkan dan
mengontrol secara efektif suber daya manusia dan factor produksi lainnya.
3. Memelihara dan melaporkan
pengamanan terhadap kekayaan.
4. Membantu fungsi dan
pengawasan social.
Menurut
APB Statement No. 4 tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:
1. Tujuan Khusus
Tujuannya
untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi
keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP.
2. Tujuan Umum
Tujuan
umum adalah memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonpmi,
dan kewajiban perusahaan; memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber
kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba; menaksir
informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba; mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.
3. Tujuan Kualitatif
Tujuan
kualitatif yang dirumusakan APB Statements No. 4 adalah :
a. Relevance
Memilih
informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses
pengambilan keputusan.
b. Understandability
Informasi
yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus
informasi yang dimengerti para pemakainya.
c. Verifiability
Hasil
akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan
pendapat yang sama.
d. Neutrality
Laporan
akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
e. Timeliness
Laporan
akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada
saat yang tepat.
f. Comparability
Informasi
akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artiya akuntansi harus memiliki
prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
g. Completeness
Informasi
akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para
pemakai.
Menurut Laporan Trueblood Committee
Komite Trueblood merumuskan tujuan
laporan keuangan sebagai berikut:
Tujuan Dasar
Tujuan ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Pemakai Laporan Keuangan
2. Pemakai Umum
3. Pemakai Lain
Laporan
Komite Trueblood menjelaskan 7 sifat dan kualitas laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Relevan dan material
(Relevance and Materiality)
2. Formalitas dan Kenyataan
(Form and Substance)
3. Tingkat Kepercayaan
(Reability)
4. Bebas dari Prasangka
(Freedom from bias)
5. Dapat Dibandingkan
(Comparability)
6. Konsistensi (Consistency)
7. Dapat Dipahami
(Understandability)
8.2 Penyusunan Kerangka Konseptuan Untuk
Akuntansi Keuangan oleh FASB
8.2.1 Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga
yang Mencari Laba
Tujuan
Laporan keuangan menurut standar itu cukup banyak yaitu:
a. Laporan keuangan harus
memberikan informasi yang berguna untuk investor, kreditur, dan pemakai lainnya
dalam memutuskan secara rasional penggunaan investasi, kredit, dan keputusan
lainnya.
b. Laporan keuangan harus
memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditur
dan pemakai lainnya untuk menilai jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas
dari dividen atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang atau saham
dan pinjaman yang jatuh tempo.
c. Laporan keuangan harus
memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi perusahaan, klaim terhadap
kekayaan.
d. Laporan keuangan harus
dapat memberikan informasi tentang prestasi keuangan perusahaan selama satu
periode.
e. Laporan keuangan harus
memberikan infomasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan
kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya,,
f. Laporan keuangan harus
dapat memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaannya kepada pemilik atas penggunaan sumber
kekayaan yang dipercayakan kepadanya.
g. Laporan keuangan harus
dapat memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
8.2.2 Tujuan Laporan Keuangan untuk
Organisasi yang Bukan Mencari Laba
Tujuan
laporan keuangan jenis ini harus mencakup:
1. Laporan keuangan harus
dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenai alokasi
sumber-sumber kekayaan.
2. Laporan keuangan berguna
untuk menilai jasa dan kemampuan organisasi untuk memberikan jasa.
3. Laporan keuangan berguna
untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan bagaimana menilai investasinya.
4. Laporan keuangan harus
dapar memberikan informasi terhadap sumber kekayaan, kewajiban, kekayaan
bersih, dan perubahannya.
5. Laporan keuangan harus
dapat menyajikan prestasi organisasinya.
6. Laporan keuangan harus
dapat menyajikan kemampuan organisasi membayae kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya.
7. Laporan keuangan harus
memuat penjelasan dan penafsiran manajemen sehingga para pemakai laporan
keuangan dapat memohon informasi yang diberikan.
8.3. Konsep Dasar Laporan Keuangan
Konsep dasar ini mencakup:
1. Sifat-sifat kualitatif,
sifat kualitatif ini menggambarkan criteria untuk:
a. Memilih alternative
prinsip akuntansi dan metode pelaporan yang digunakan
b. Persyaratan
pengungkapannya
Sifat-sifat
kualitatif tersebut adalah:
a. Kualitas Utama
- Relevance, informasi
relevan apabila informasi itu mampu dan berguna dalam mempengaruhi keputusan
manajer dengan mengubah atau yang menguatkan pengharapannya tentang hasil dan
akibat tindakan atas kejadiannya.
- Realibility, menyangkut
kualitas yang menyebabkan pemakai data bergantung pada kepercayaannya pada data
yang disajikan dan yang dimaksudkan untuk disajikan.
- Verifiability, suatu
sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada orang-orang tertentu yang
bekerja secara terpisah antara satu dengan yang lain untuk mengembangkan
ukuran-ukuran yang sama atas bukti, data, dan catatan yang sama.
- Completeness, menjelaskan
kelengkapan dan kesesuaian antara data akuntansi dan kejadian yang dimaksud
untuk disajikan.
b. Kualitas Sekunder
- Comparability, dalam
menyusun laporan keuangan harus digunakan metode yang sama sepanjang waktu oleh
perusahaan tertentu agar bisa diperbandingkan.
- Consistency,
metode-metode akuntansi tidak dapat diubah apabila telah dipilih.
2. Definisi tentang elemen
laporan keuangan
Dalam elemen laporan keungan terdapat elemen –
elemen sebagai berikut :
Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisis keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, atau sering juga disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2009. Posisi yang digambarkan adalah posisi harta, utang dan modal.
Komponen Neraca
Harta
Menurut APB Statement (1970, halaman 132) mendefinisikan asset sebagai berikut:
“kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pebebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku”.
Menurut FASB (1985) memberikan definisi sebagai berikut :
“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai dimasa yang akan dating oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu”.
Pengakuan dan Penilaian Aktiva
Prinsip yang berlaku sekarang dalam pengakuan dan penilaian aktiva sesuai dengan yang digariskan APB adalah sebagai berikut.
“Pencatatan aktiva berdasarkan pada kejadian kapan perusahaan mendapatkan kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain sedangkan kewajiban kapan muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbananpada pengalihan terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost”.
Dalam hal pengorbanan yang diberikan adalah aktiva bukan uang (nonmoneter), nilai yang dipakai adalah harga pasar barang yang diserahkan. Disamping nilai pertukaran ini atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga bebagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai ini adalah :
1. Book value adalah nilai buku yang diperoleh dari harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
2. Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti dengan barang lain yang sama.
3. Selling price adalah harga jual.
4. Net realizable value adalah harga jual dikurangi dengan biaya penjualan atau dikurangi dengan tingkat margin yang normal.
Nilai tersebut diatas sering dianggaptidak konsisten dengan konsep teori pengukuran yang murni. Beberapa metode penilaian asset yang digambarkan oleh Wolk, dkk sebagai berikut :
Piutang : Taksiran nilai net realizable value
Investasi : Cost, lower of cost or market (LOCOM) atau market (tergantung jenis investasi), metode equity.
Persediaan barang dagang : Cost, replacement cost, net realizable value atau net realizable value dikurangi mark up normal.
Aktiva tetap : Full absorption costing untuk perusahaan dan kapitalisasi bunga untuk yang bukan perusahaan
Pertukaran aktiva non sejenis : Cost, alokasi cost dan nilai buku.
Nilai buku asset lama ditambah dengan kas yang sejenis diberikan.
Aktiva tak berwujud : Nilai buku
Pembebanan ditunda : Nilai buku
Kewajiban / Hutang (Liabilities)
Menurut FASB kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk masa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian ekonomi yang sudah terjadi.
Beberapa istilah dalam kewajiban :
1. Contractual liabilities adalah kewajiabn yang didukung oleh perjanjian tertulis.
2. Constructive obligation adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara tertulis, misalnya pembayaran cuti atau bonus tertentu.
3. Equitable obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak atau hanya karena kewajiban moral atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan.
4. Contigent liabilities adalah suatu situasi atau keadaan yang menggambarkan ketidakpastian apakah mungkin menimbulkan keuntungan atau kerugian kepada perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan apabila suatu kejadian atau beberapa kejadian dimasa yang akan datang terjadi atau tidak.
5. Deffered credit adalah sejenis kewajiban tetapi bukan dalam pengertian memberikan pengorbanan dimasa yang akan datang. Deffered credit ada dua jenis :
a. Prepaid revenue adalah penerimaan dimuka yang belum sepenuhnya diimbangi dengan pemberian jasa atau produk yang dibayar.
b. Deffered revenue akibat pengakuan pendapatan, misalnya adalah investment tax credit dan laba rugi dari transaksi leaseback.
6. Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang maupun yang akan menerima kekayaan atau jasa dimasa yang akan datang. Misalnya adalah kontrak pembelian dimasa yang akan datang dimana perusahaan harus menyediakan barang dimasa yang akan datang – kontrak pekerjaan dalam pegawai dimana perusahaan harus membayar gaji dimasa yang akan datang.
Pengakuan dan Penilaian Kewajiban
Menurut APB Statement No.4 serta SFAC No. 5 kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayarkan di masa yang akan datang biasanya didiskontokan (dinilai berdasarkan Present Value – untuk yang jangka panjang), sejumlah nilai pertukaran atau sejumlah nilai nominal.
Modal
Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entitiy) setelah dikurangi kewajibannya.
Perusahaan perseroan perlu membedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan (retained earning). Deviden hanya dibayarkan dari laba yang ditahan bukan dari laba yang disetor.
Modal setor (contributed capital) dapat dibagi menjadi :
1. Modal statuter (legal capital)
2. Modal lainya
Modal statuter adalah jumlah batas kewajiban pemilik. Modal ini dinilai berdasarkan harga pari atau harga nominal. Dalam modal ini terdapat modal lain seperti agio saham, modal donasi, modal dari pengeluaran kembali treasury stock, stock option dan sebagainya.
Didalam pos modal terdapat akun lain seperti laba ditahan dan cadangan. Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan besaran deviden. Komponen dari modal saham ini adalah laba rugi yang belum direalisasi. Sedangkan cadangan adalah sesuatu yang disimpan untuk maksud dan tujuan tertentu.
Pengakuan dan Penilaian Modal
Penilaian terhadap transaksi modal ini sama dengan penilaian pada harta dan kewajiban yaitu berdasarkan harga pasar pada saat terjadinya transaksi.dalam hal pencatatan modal saham harus dipisahkan nilai parinya dengan nilai jualnya. Laba ditahan dicacat sebagai akumulasi laba dari tahun-tahun sebelumnya.
Bentuk Neraca
Neraca biasanya diurutkan berdasarkan akun atau perkiraan yang likuiditasnya paling tinggi. Biasanya perkiraan yang paling lancar dan paling dekat dengan konversi ke kas dicacat paling atas. Kewajiban yang paling cepat harus dibayar dicacat paling atas dan modal yang harus ditunaikan terlebih dahulu harus ditempatkan dipaling atas.
Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk berikut ini :
1. Staffel atau report form
Dalam bentuk ini neraca dilaporkan dalam satu halaman vertical. Disebelah atas aktiva dan dibawahnya passive.
2. Skontro atau T-Account Form
Aktiva disajikan disebelah kiri (kecuali di Inggis disajikan di kanan) dan kewajibannya disebelah kanannya.
3. Bentuk yang menyajikan posisis keuangan (Financian Position Form)
Dalam bentuk ini neraca dilaporkan dengan format, pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikirangi dengan hutang lancar sehingga menghasilkan modal kerja ditambah dengan aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi hutang jangka panjang, maka diperoleh modal pemilik.
Penyajian Neraca Menurut Standar Akuntansi
Laporan keuangan harus disusun secara sistematik agar pengguna laporan keuangan tersebut dapat mengerti maksud dan isi dari laporan keuangan tersebut.
Komponen-komponen neraca sebagai berikut :
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisis keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, atau sering juga disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2009. Posisi yang digambarkan adalah posisi harta, utang dan modal.
Komponen Neraca
Harta
Menurut APB Statement (1970, halaman 132) mendefinisikan asset sebagai berikut:
“kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pebebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku”.
Menurut FASB (1985) memberikan definisi sebagai berikut :
“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai dimasa yang akan dating oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu”.
Pengakuan dan Penilaian Aktiva
Prinsip yang berlaku sekarang dalam pengakuan dan penilaian aktiva sesuai dengan yang digariskan APB adalah sebagai berikut.
“Pencatatan aktiva berdasarkan pada kejadian kapan perusahaan mendapatkan kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain sedangkan kewajiban kapan muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbananpada pengalihan terjadi. Nilai ini disebut acquisition cost”.
Dalam hal pengorbanan yang diberikan adalah aktiva bukan uang (nonmoneter), nilai yang dipakai adalah harga pasar barang yang diserahkan. Disamping nilai pertukaran ini atau historical cost, dalam prinsip akuntansi dikenal juga bebagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai ini adalah :
1. Book value adalah nilai buku yang diperoleh dari harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
2. Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti dengan barang lain yang sama.
3. Selling price adalah harga jual.
4. Net realizable value adalah harga jual dikurangi dengan biaya penjualan atau dikurangi dengan tingkat margin yang normal.
Nilai tersebut diatas sering dianggaptidak konsisten dengan konsep teori pengukuran yang murni. Beberapa metode penilaian asset yang digambarkan oleh Wolk, dkk sebagai berikut :
Piutang : Taksiran nilai net realizable value
Investasi : Cost, lower of cost or market (LOCOM) atau market (tergantung jenis investasi), metode equity.
Persediaan barang dagang : Cost, replacement cost, net realizable value atau net realizable value dikurangi mark up normal.
Aktiva tetap : Full absorption costing untuk perusahaan dan kapitalisasi bunga untuk yang bukan perusahaan
Pertukaran aktiva non sejenis : Cost, alokasi cost dan nilai buku.
Nilai buku asset lama ditambah dengan kas yang sejenis diberikan.
Aktiva tak berwujud : Nilai buku
Pembebanan ditunda : Nilai buku
Kewajiban / Hutang (Liabilities)
Menurut FASB kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk masa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian ekonomi yang sudah terjadi.
Beberapa istilah dalam kewajiban :
1. Contractual liabilities adalah kewajiabn yang didukung oleh perjanjian tertulis.
2. Constructive obligation adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara tertulis, misalnya pembayaran cuti atau bonus tertentu.
3. Equitable obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak atau hanya karena kewajiban moral atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan.
4. Contigent liabilities adalah suatu situasi atau keadaan yang menggambarkan ketidakpastian apakah mungkin menimbulkan keuntungan atau kerugian kepada perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan apabila suatu kejadian atau beberapa kejadian dimasa yang akan datang terjadi atau tidak.
5. Deffered credit adalah sejenis kewajiban tetapi bukan dalam pengertian memberikan pengorbanan dimasa yang akan datang. Deffered credit ada dua jenis :
a. Prepaid revenue adalah penerimaan dimuka yang belum sepenuhnya diimbangi dengan pemberian jasa atau produk yang dibayar.
b. Deffered revenue akibat pengakuan pendapatan, misalnya adalah investment tax credit dan laba rugi dari transaksi leaseback.
6. Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang maupun yang akan menerima kekayaan atau jasa dimasa yang akan datang. Misalnya adalah kontrak pembelian dimasa yang akan datang dimana perusahaan harus menyediakan barang dimasa yang akan datang – kontrak pekerjaan dalam pegawai dimana perusahaan harus membayar gaji dimasa yang akan datang.
Pengakuan dan Penilaian Kewajiban
Menurut APB Statement No.4 serta SFAC No. 5 kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayarkan di masa yang akan datang biasanya didiskontokan (dinilai berdasarkan Present Value – untuk yang jangka panjang), sejumlah nilai pertukaran atau sejumlah nilai nominal.
Modal
Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entitiy) setelah dikurangi kewajibannya.
Perusahaan perseroan perlu membedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan (retained earning). Deviden hanya dibayarkan dari laba yang ditahan bukan dari laba yang disetor.
Modal setor (contributed capital) dapat dibagi menjadi :
1. Modal statuter (legal capital)
2. Modal lainya
Modal statuter adalah jumlah batas kewajiban pemilik. Modal ini dinilai berdasarkan harga pari atau harga nominal. Dalam modal ini terdapat modal lain seperti agio saham, modal donasi, modal dari pengeluaran kembali treasury stock, stock option dan sebagainya.
Didalam pos modal terdapat akun lain seperti laba ditahan dan cadangan. Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan besaran deviden. Komponen dari modal saham ini adalah laba rugi yang belum direalisasi. Sedangkan cadangan adalah sesuatu yang disimpan untuk maksud dan tujuan tertentu.
Pengakuan dan Penilaian Modal
Penilaian terhadap transaksi modal ini sama dengan penilaian pada harta dan kewajiban yaitu berdasarkan harga pasar pada saat terjadinya transaksi.dalam hal pencatatan modal saham harus dipisahkan nilai parinya dengan nilai jualnya. Laba ditahan dicacat sebagai akumulasi laba dari tahun-tahun sebelumnya.
Bentuk Neraca
Neraca biasanya diurutkan berdasarkan akun atau perkiraan yang likuiditasnya paling tinggi. Biasanya perkiraan yang paling lancar dan paling dekat dengan konversi ke kas dicacat paling atas. Kewajiban yang paling cepat harus dibayar dicacat paling atas dan modal yang harus ditunaikan terlebih dahulu harus ditempatkan dipaling atas.
Dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk berikut ini :
1. Staffel atau report form
Dalam bentuk ini neraca dilaporkan dalam satu halaman vertical. Disebelah atas aktiva dan dibawahnya passive.
2. Skontro atau T-Account Form
Aktiva disajikan disebelah kiri (kecuali di Inggis disajikan di kanan) dan kewajibannya disebelah kanannya.
3. Bentuk yang menyajikan posisis keuangan (Financian Position Form)
Dalam bentuk ini neraca dilaporkan dengan format, pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikirangi dengan hutang lancar sehingga menghasilkan modal kerja ditambah dengan aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi hutang jangka panjang, maka diperoleh modal pemilik.
Penyajian Neraca Menurut Standar Akuntansi
Laporan keuangan harus disusun secara sistematik agar pengguna laporan keuangan tersebut dapat mengerti maksud dan isi dari laporan keuangan tersebut.
Komponen-komponen neraca sebagai berikut :
AKTIVA
1. : Aktiva lancar
2. Investasi
3. Aktiva tetap
4. Aktiva tidak berwujud
5. Aktiva lain-lain
KEWAJIBAN :
·
Kewajiban
lancar
·
Kewajiban
jangka panjang
·
Kewajiban
lain - lain
MODAL
1. Modal saham
2. Agio saham
3. Laba
ditahan
Penyajian diatas merupakan pencerminan dari
klasifikasi lazim pos neraca sebagai berikut :
a. Aktiva diklasifikasikan menurut urutan likuiditasnya.
b. Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan jatuh temponya.
c. Modal diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalannya.
Perkiraan lawan (offsets/contra account) atau pos neraca tertentu disajikan sebagai unsur pengurang dari beberapa akun dalam neraca. Contohnya akun akumulasi penyusutan disajikan sebagai pengurang dari harga perolehan aktiva, cadangan kerugian piutang disajikan sebagai pengurang akun piutang usaha dan lain – lain
a. Aktiva diklasifikasikan menurut urutan likuiditasnya.
b. Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan jatuh temponya.
c. Modal diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalannya.
Perkiraan lawan (offsets/contra account) atau pos neraca tertentu disajikan sebagai unsur pengurang dari beberapa akun dalam neraca. Contohnya akun akumulasi penyusutan disajikan sebagai pengurang dari harga perolehan aktiva, cadangan kerugian piutang disajikan sebagai pengurang akun piutang usaha dan lain – lain
http://www.e-dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/view&id=69&uniq=1234
http://mifta-huljannah.blogspot.com/2011/12/bab-11-akuntansi-dan-laporan-keuangan_06.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar